SEJARAH PONDOK ASY SYAKIROH


SEJARAH ASY SYAKIROH
Pondok Pesantren Putra-Putri Asy-Syakiroh terletak di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astana Japura Kabupaten Cirebon. Berjarak ±15 KM ke arah timur dari pusat Kota Cirebon. PP Putra-Putri Asy-Syakiroh Merupakan Pesantren yang berada di lingkungan Buntet Pesantren Cirebon yang mencakup tiga desa (Ds. Mertapada Kulon, Ds. Buntet & Ds. Munjul. Saat ini PP Putra-Putri Asy-Syakiroh diasuh oleh KH M Hasanuddin Kriyani dan KH Faqih Ibrohim (Pesantren putra) serta NY HJ Eni Khunaeniyah Fathoni dan NY HJ Umi Farhatussholihah (Pesantren putri) dan dihuni oleh ± 200 Santri (100 Putra & 100 Putri). PP Putra-Putri Asy-Syakiroh menerapkan sistem pendidikan yang memadukan antara konsep salaf dan modern. Jadi, disamping santri mengaji Ilmu Al-Qur’an, Syariah dan Kitab-kitab Salaf santri juga tetap mengikuti sekolah madrasah formal. Hal tersebut diterapkan untuk menjawab tantangan global yang menuntut manusia kekinian untuk bersaing dalam segala bidang. Sehingga diharapkan, alumni Pondok Pesantren ini dapat memadukan ilmu agama dengan ilmu umum sesuai keahlian masing-masing.
Sebagaimana diketahui, Pondok Buntet Pesantren merupakan salah satu satu Pesantren tertua di Indonesia,  pertama kali didirikan pada abad tahun 1750 M, oleh KH. Muqoyyim bin Abdul Hadi, atau orang Buntet menyebutnya Mbah Muqoyyim.   Dan dalam perkembangannya lahirlah PP Putra-Putri Asy-Syakiroh. PP Putra-Putri Asy-Syakiroh dirintis pada tahun 1980 oleh NY HJ Sri Afiyah Binti KH Abdul Jamil (lebih dikenal dengan Nyai Nci) yang merupakan salah satu Guru Besar Al-Qura’n untuk santri putri. Saat itu Nyai Nci tidak sendiri, namun di bantu oleh putra-putrinya, yaitu NY HJ Aeni, KH.M Hasanuddin Kriyani, KH Faqih Ibrahim dan NY HJ Umi Farhatussholihah. Sebetulnya, tidak ada niatan sama sekali dari NY HJ Sri Afiyah dan KH M Hasanuddin Kriyani untuk mendirikan PP Putra-Putri Asy-Syakiroh (walaupun pada waktu itu sebetulnya sudah sejak lama di rumah Nyai Nci telah banyak santri yang mukim di rumah beliau) sebab sebelumnya Buntet Pesantren merupakan kesatuan komplek Pesantren yang tidak terpisah-pisah seperti saat ini. Letak asrama santri saat itu berada di depan halaman masjid (yang saat ini berdiri gedung-gedung sekolah dan perkantoran yayasan). Kemudian pada tahun 1980 ada pemugaran komplek Pesantren dan para santri dititipkan ke rumah-rumah Kyai sebagai tempat tinggalnya. Santri dibebaskan untuk memilih mengikuti atau mendiami rumah para Kyai. Berhubung masa sebelum pemugaran KH M Hasanuddin Kriyani merupakan Lurah Pondok dan kepala Sekolah Pendidikan Guru Agama, serta merupakan Kyai muda yang disegani, sehingga banyak santri yang memutuskan untuk menjadi santri yang bertempat tinggal di kediaman beliau. Mulai saat itulah, institusi Pesantren mulai terpisah-pisah dan salah satu Pondok Pesantren yang berdiri saat itu adalah PP Putra-Putri Asy-Syakiroh.
Nama Asy-Syakiroh, seperti yang dijelaskan oleh KH M Hasanuddin Kriyani, dinisbatkan kepada ibunya, yakni Nyai Nci, Sebab beliau memandang ibunya sebagai perempuan yang selalu bersyukur kepada Allah SWT. Sehingga mampu mendidik putra-putrinya sebagai insan yang bermanfaat walaupun sejak kecil mereka sudah hidup yatim karena ditinggal oleh sang ayah tercinta, KH Abdurrahman Malibary. Namun dengan keikhlasan dan perjuangan tanpa mengenal lelah serta rasa syukur yang tak kunjung putus, padahal secara dhohir Nyai Nci tidak memiliki harta yang berkucupan, tetapi sang ibu telah berhasil mendidik putra-putrinya. Kemudian nama Asy-Syakiroh juga dinisbatkan kepada cucu Nyai Nci, putri dr NY HJ Umi Farhatussholihah, yaitu Hj Hawa Syakiroh SM. Sebab itulah mengapa Pesantren ini dinamakan PP Putra-Putri Asy-Syakiroh